Pagi Memikat di Jurang Tembelan
Senin, Januari 02, 2017
Kalau pada pemutar musik biasanya ada most
played, tahun 2016 ini aku juga punya most
frequently visited place.
Sebenarnya ketika menulis ini, aku mencoba
mengingat-ingat kembali ke mana saja di tahun 2016 aku sering memarkirkan
motorku jika weekend tiba.
Setelah memutar kembali memori ingatanku, Dlingo adalah tempat yang paling
sering kukunjungi. Bahkan dalam bulan
ini, hampir setiap weekend aku ke sana. Entah sengaja menunggui pagi, menunggu
sore, ngadem ketika siang, atau sekadar lewat sambil memandangi.
Begitupun ketika kebetulan salah satu tetanggaku ada yang sebentar lagi
akan melepas masa lajangnya mengajukan permintaan untuk ngajakin nyunrise. Dia
adalah salah satu teman yang sering kuajakin menyunrise ataupun menyunset
selama ini. Lahhh tapi sebentar lagi dia mau nikah, terus??
Baiklah, dengan senang hati kuiyakan permintaannya itu meskipun harus
menunggu sebulan untuk mencari liburnya di Hari Sabtu.
Hari yang dinanti pun tiba, sekitar jam 04.00 WIB, kami sepakat menuju
sekitar Kebun Buah Mangunan untuk menyaksikan aliran kabut yang cukup magis
itu.
Sesampainya di lokasi, mataku terus mengamati setiap sudut yang bagiku
adalah pemandangan baru.
Terakhir ke Kebun Buah Mangunan adalah 2 tahun yang lalu ketika
warung-warung belum berjejer sebanyak ini, belum ada penampakan bangunan-bangunan
baru yang sudah berjejer berdiri.
Begitu berbeda jika dibandingkan dengan saat ini. Gardu pandang sudah
dibangun lebih banyak dengan undakan tangga permanen dilengkapi jembatan yang
menghubungkan ruang barat dan timur.
Lautan manusia di pinggiran lautan kabut Kebun Buah Mangunan |
Sekali lagi, bahwa keramaian (masih) belum menjadi favoritku untuk
menepi. Melihat pengunjung yang sudah memenuhi, membuat pandanganku untuk fokus
memandangi aliran kabut dan kemunculan matahari terhalangi oleh tongsis dan
kepala yang hilir mudik tak henti.
Tak butuh waktu lama, kami memutuskan untuk berpindah pergi.
Jurang Tembelan Kanigoro Mangunan yang merupakan tetangga dekat Kebun
Buah Mangunan adalah tempat yang ingin kami tuju setelah ini.
Kalau boleh jujur, di Bulan Desember 2016 sudah hampir empat kali aku ke
sana.
"Sungguh kaya lagi senang-senangnya ngapelin gebetan baru ya?"
Lah gimana lagi? beberapa teman luar kota selalu meminta untuk diantarkan
ke tempat ini. Setelah menjadi hits di akun-akun media sosial dengan ikon kapal
menjorok di atas jurang, ternyata membuat banyak orang penasaran untuk kenal
lebih dekat dengan tempat ini.
Bagaimana Rutenya?
Kalau ke kanan arah Kebun Buah Mangunan, arahkan kendaraanmu ke kiri, itu sudah terlihat kan? |
Cukup mengarahkan kendaraan berlalu dari Kebun Buah Mangunan ke timur sekitar 400 meter saja.
Jika kita ingin menikmati pagi di Kebun Buah Mangunan ditarik retribusi Rp.5.000,- per kepala, di Jurang Tembelan cukup parkir saja Rp.2.000,- selanjutnya memasukkan uang seikhlasnya di kotak yang sudah disediakan (Desember 2016).
Dari pintu masuk, kabut sudah menggelayut |
Parkir dan jejeran warung |
Lihatlah, sepagi ini pengunjung sudah segini banyaknya. Ada yang sedang
memegangi secangkir kopi, duduk-duduk di atas kursi bambu, atau mengarahkan
pose pasangan untuk mengambil beberapa jepret foto.
Hemmm sesekali kuhirup aroma pop mie yang menggelitik seisi lambung kosong,
sesekali kulihat ekspresi kesal pengunjung yang terlalu lama antre untuk menunggu giliran mengambil foto,
atau kulihat senyum dan tatapan sepasang manusia yang saling mengirim penghangat dinginnya kepada pasangan.
Kamu masih dipotoin oleh selftimer? |
Motoin tetangga |
Pagi itu, aku beruntung.
Kabut tebal menjadi penghuni setiap cekungan luas di antara dua bukit. Sisanya menggenang mengisi celah kelokan Kali Oya.
Samar-samar hamparan hijau menjadi pewarna di antara selimut kabut yang menutup.
Kabut tebal menjadi penghuni setiap cekungan luas di antara dua bukit. Sisanya menggenang mengisi celah kelokan Kali Oya.
Samar-samar hamparan hijau menjadi pewarna di antara selimut kabut yang menutup.
Aku dan lamunanku :) |
Menikmati pagi ketika kabut menyambut ternyata mampu menepis simpanan rindu dari kemarin sore. Semilir angin pagi yang membawa serta kabut mengikuti arah angin mampu menggerakkan jilbabku seiring helaan nafas panjang itu.
***
Di Jurang Tembelan memiliki sekitar empat spot gardu pandang yang
kesemuanya terbuat dari tatanan bambu. Tapi memang, setiap tepi adalah tempat
yang bisa digunakan untuk berdiri menikmati landscape.
Dari keempat gardu pandang, memang yang paling ramai diminati adalah spot
kapal.
Bahkan ketika weekend tiba,
antrean fotonya semacam antrean panjang tunas baru yang menunggu musim
gugurnya. Lamaaa dan sabar.
Papan himbauan di pinggiran kapal untuk pengunjung berfoto secukupnya agar gantian dengan pengunjung lain |
Ketika kabut masih menggenang kaya kenangan |
Ikon kapal yang belum lama ini disediakan oleh pengelola untuk spot
selfie merupakan magnet yang mampu menarik pengunjung berdatangan. Cerita dari
salah satu pengelola yang saat itu duduk-duduk bersamaku, beliau mengatakan
bahwa sesungguhnya pembangunan kapal bambu itu pun belum selesai sepenuhnya.
Namun karena membludaknya pengunjung setiap hari, menyebabkan tertundanya penyelesaian detail kapal agar mirip dengan kapal sungguhan.
Namun karena membludaknya pengunjung setiap hari, menyebabkan tertundanya penyelesaian detail kapal agar mirip dengan kapal sungguhan.
Jurang Tembelan dibuka sekitar bulan Agustus 2016 namun meskipun begitu, untuk fasilitas
seperti warung, toilet, gardu pandang, gazebo, semua sudah siap digunakan untuk
pengunjung.
Penataan ruang parkir yang luas, taman-taman di pintu masuk, dan perapian
pohon agar tak menghalangi pandangan pengunjung membuat tempat ini terlihat
semakin menyamankan.
Siapa yang menyangka bahwa tempat yang dulunya hanya ladang jagung
penduduk menjadi tempat yang begitu diminati untuk menanti pagi dan menunggu
matahari tenggelam di antara dua bukit?
Seindah-indahnya suatu tempat untuk melihat matahari terbit dan
tenggelam, aku tetap ingin menjadi tempatmu terbit tanpa harus tenggelam kemudian
gelap.
50 comments
Aku ingat tiga bulan lalu, lokasi ini masih sangat sepi. Dan hanya dengan tiga bulan lokasi ini langsung melonjak ramainya. Kemungkinan terbesar bukit yang satunya lagi bakal ramai dalam kurun waktu tiga bulan. Sama halnya dengan Panguk dan lainnya.
BalasHapusSemoga tetap terjaga kebersihannya.
Aamiin. Tumben ini komenmu rada masuk sitik mas :p
HapusAku juga terkesan dengan pengelolanya di sini ramah-ramah, tempatnya bersih dan kelihatan kalau ditata banget lah.
Semua gara-gara instagram kayanya mas :)) semuaa jadi pingin diangkut kapal untuk berlabuh.
Jadi kangen komentarku bahas masalah itu? Eh di Dlingo ada yang mbribik kamu kah? Kok ke sini terus akakkakakakk
HapusEnggak mas, ampunn
HapusItu komen pertamamu udah masuk bangett. Memberi info penting untuk pembaca.
Selamat pagi Mas Sitam :)
Nobatkan mbak Dwi jadi Duta Dlingo! Hahaha. Asli itu Jurang Tembelan selfiable banget. Spot kapal e nggak diusulin dibikin banyak gitu kah? Biar nggak pake antre lama hehehe. Btw, Happy New Year 2017 ^^
BalasHapusWoh ceritanya mbales iki setelah aku nobatkan Mas Halim jadi Duta Batik :D
HapusSayangnya bukan orang Dlingo moso mau jadi Duta Dlingo :p
Kalau kapalnya banyak nanti enggak spesial lagi, kan serunya mengantre ngeliatin ekspresinya orang-orang mengambil poto mas.
Iya, Selamat Tahun Baru 2017 mas, (semoga)
Sakdurunge kediwung ya mbak..
BalasHapusIya mas, kalau dari arah kebun buah mangunan ya sebelum kediwung. Cuma timurnya sedikit
Hapuskapan mau foto totalitas kayak gitu mba dwi.. tak fotoin :p
BalasHapusEnggak mauu
Hapusaku apa adany0a aja deh wkkwkw
Sebenernya yg lebih dipertanyakan: kapan ke jogjaa menuntaskan .... di kutub utara jogja?
kamu rajin banget ke sini ya, 4 kali coba . gile.
BalasHapussemangatku langsung down misal ngeliat tempat ramai. bukan apa2 sih. aku lebih suka motret pemandangan daripada orang. wkwk. kcuali buat kece2nan. tapi y ga sepadet ini juga kali. kmrn aja k Mangunan, padat gitu langsung males.
Wah, temenmu nikah. terus kamu kapan e mba? masa mau sendirian nyunset?
d blog ku ada artikel baru lho. kedip*
Lhaiya samaa aku jugaa
HapusMales banget ke tempat rame uyel-uyelan, mending di rumah bobok manis wkwkw
Kebun Buah Mangunan sepertinya nggak pernah sepi dari pengunjung.
Oke cuss meluncur :))
aku saiki ra due konco. yuk cus dolan.
Hapusrindu reza
Pukpukpuk hanif :)
Hapussama mbak. kayaknya kawasan Mangunan ini yang paling sering aku kunjungi dalam 2 tahun kemarin. wkwkwkw
BalasHapuslha gimana, perkara hutan pinus itu terus pada pengen ke sana. tiap ada temen yang dateng ke sini minta ke sana, atau sengaja aku bawa ke sana soalnya mudah dan kekinian gitu.
terus motret buat pre-wedding temen juga ke hutan pinus.
ya alhamdulillah tetep nggak bosen sih. :p
Bener banget Mas Gallant, kadang kalau misalnya ada temen udah jauh-jauh pingin dianter ke suatu tempat yang kita udah berkali-kali ke sana ya tetep aja dengan senang hati diantar. Dia kan tamu kita ya, tamu harus dimuliakan :))
HapusHeran aku,
Aku juga nggak pernah bosen dengan suasana sana. Meskipun bagiku sih sudah terlalu ramai sekarang.
aku ke jogja belum pernah oto ala ala kayak gitu :(
BalasHapusKe jogja pas pagiii subuh mas jo, biar dapet kabut kaya begitu :)
HapusMakin banyak aja ya spot-spot kayak gini.
BalasHapusJadi banyak pilihan.
Dan jadi pengen ikutan berburu sunrise :)
Iya mas, di Jogja semakin bermunculan spot2 selfie mas.
HapusMulai dari gumuk pasir, pantai, bukit, hutan pinus, dan lain-lainnya.
Mariii berburu sunrise :)
Akk.. di bangli juga da kayak ginian tap gasebagus giniiii.. jadi pengen
BalasHapusWaa kapan2 boleh diajak ke bangli? :)
HapusMari ke Jogja :))
beberapa kali ke daerah dlinggo. ke jogja pas november kemarin, mainnya ke hutan pinus juga...hehehheee
BalasHapuskabut jurang tulamben syahdu banget. cocok buat menyepi, meskipun tempatnya ramai..haiissh :D
Waaa ke Jogja kok nggak kabar2 e mas?
HapusBesok lagi kabar-kabar :)
Iya semua tempat di Jogja ramaii mas sekarang. Lha apalagi Hutan Pinus.
Sepertinya itu spot sejuta umat :D :D
BalasHapusTapi asyik dan adem kalau lihat kabut, asalkan gak pas pendakian soalnya serem :D
Yok katanya mau hunting kabut di jogja mas :)
Hapusdimana-mana sepertinya antri foto hahaha
BalasHapusini bisa jadi alternatif selain ke mangunan ya mbak :D
aku dari dulu paling suka lihat kabut-kabut tebal yang cantik :D
Mangunan sudah ramaii banget mbak, ya meskipun sebentar lagi tempat ini juga ga kalah ramai sih.
HapusYukk kapan ke sinii :)
spotnya asyik banget mbak, kabutnya benar-benar kasih kesan magis buat difoto
BalasHapusbtw jaman sekarang kayaknya agak susah ya cari tempat yang sepi, nge-hits dikit di sosmed langsung diserbu orang-orang :))
Iya mas sukaa banget suasana pagi pas sejuk adem begitu. Ijooo, dingin, kabut.
HapusLhaiyaa sekarang susah mau cari tempat yang sepi.
Duluuu pantai yang paling mblusuk2 sepii pun masih banyak. Lha tapi sekarang? sudah pada dijajah anak ......
Hemm mungkin tempat sepii itu bernama hatinya jom*lo mas :)
Satu kata saja: MENAKJUBKAN....
BalasHapusKok ada ya tempat kayak gini....berasa diatas awan banget,,,aduh pengeeen kesanaaaa
Iya mas, pagi di sini menyejukkan.
HapusAgendakan ke jogja :)
wah ajdi pengen kesanan, jurang tambelan kan lagi hietz di instagram
BalasHapusBener mas, gara2 icon kapal itu jadi hits banget. Lama-lama tempat selfienya juga nambah, ada kupu-kupu dan lainnya :p
HapusAgendakan mass
ini tempat istagramble banget ya
BalasHapusIya mbak, bolehh kalau ke jogja mampir sini :)
Hapusseru bgt ya liat jurang dari tepian seperti itu .. keren :)
BalasHapusIya mas, bisa dicoba kapan-kapan ke sini pas pagi
HapusKabuttttttttnya cakep bangettt
BalasHapusMakasih :) pas belum kehabisan kabut itu
Hapusliat kabut asapnya ... pasti dingin bgt ya di pagi hari
BalasHapusIya, ademmm
Hapusweww... negeri di atas awan...
BalasHapusKabut seolah2 dianggap awan gitu ya mas? :p
HapusSekarang tempat yang punya spot foto cakep pasti laku ya....hehe. Btw, kalo mau foto di gardu pandang itu harus antri panjang ga? ;)
BalasHapusIya mbak, hehehe
HapusSemenjak adanya instagram apalagi.
Lumayan antre panjang kalau pas weekend apalagi :)
setelah sekian lama hanya melihat di instagram akhirnya beberapa waktu lalu saya sampai di jurang tembelan :D keren juga ya kalo pagi hari, kabutnya itu lhoh.....
BalasHapusYeayy akhirnya ke sana :)
HapusIya mas, besok ke sana lagi pas pagiii
Amazing emang. Cuci mata penyegaran
Kabutnya syahdu banget mbak :-)
BalasHapusMasya Allah...
Jika ke sana pas pagi kemungkinan besar ketemu sama kabut syahdu mas :)
Hapus