Menemukan Pantai Ngunggah yang Tak Biasa
Sabtu, Januari 24, 2015
Apa kabar malam minggumu? Masih menyenangkan?...
Yang perlu diingat untuk memaknai
sesuatu, jangan terlalu dibatasi dalam lingkup sempit.
Iya, malam minggu harus diapelin pacar, harus nonton, harus kemana…
Sebahagiamu saja dengan caramu…
Yaa dengan ngeblog membuatmu bahagia? ya lakuin….
Kalau dengan ngupil kamu bahagia, ya lakuin
Iya memang
sesimple itu sih.
Seperti halnya ketika sebagian besar cewek-cewek di dunia ini terlalu
menyayang-nyayang kulitnya gak boleh item.
Harus pake payung kalau siang... harus pake ini itu. Ribet bebb....
Yaaa mereka ketakutan ketika warna putih kulitnya dimakan oleh sinar
matahari sebagai rajanya siang.
Mungkin cantik menurut mereka masih sesempit itu. Ya gapapa sih.
Padahal sumber daya cantik bisa di gali di berbagai saluran yang lain.
Dan... yang terpenting...
Tahukah? Bahwa ketakutan mereka akan membatasi setiap pijakan baru
mengenal pantai baru?
Minggu lalu, 17 Januari aku masih punya PR menemukan Pantai Ngunggah…
yaaa pantai yang sempat aku cariin tapi belum diizinkan sama Allah itu, kini
ketemu jugaaa :”)
Entah kenapa akhir-akhir ini aku sangat jatuh cinta dan rindu dengan
pantai.
Dari dulu memang. Tetapi, akhir-akhir ini kok kaya semakin gila.
Di pikiranku hanya ada hamparan pasir putih, rumput laut, ikan yang
lari-larian ke sana-ke sini, karang yang kokoh, sapaan ombak dan awan putih
berselimut biru.
Berangkat pukul 10.00 WIB, aku bersama sepupuku…seperti biasanya kan sama
dia? Sama siapa lagi?
Kita menyusuri jalanan Panggang ke timur. Membelah gugusan pegunungan
seribu dengan bensin seadanya. Ahahaha. Bensin perut maksudnya juga seperti itu
keadaannya.
Eh ternyata bensin motornya juga iya, pass limit.
Kita memilih mengisi bensin eceran di sisi kiri jalan. Iya maksudnya untuk
menghindari menyebrang jalan sih.
Apess sekali dompetku pake ketinggalan segala.
Untungnya sama sepupu ya, huhuhu
“bayarin bensinnya, ntar sampe rumah tak ganti”
Yaaa aku berkata seperti itu sambil menahan sesuatu di dada yang paling
dalam. Semacam rasa gregetan sama diri sendiri kenapa aku gampang lupaan sama
sesuatu yang seharusnya aku inget-inget?
Sedangkan yang aku pingin lupain malah keinget-inget terus? :’(
Perjalananku 2 minggu lalu yang sempat kesasar ke Pantai Wohkudu dan
Kesirat telah mengajariku banyak hal.
Karena dari kesasar itu, aku jadi lebih hafal rute menuju jalan yang
benar ke Pantai Ngunggah.
Dengan sisa-sisa ingatan yang kupageri untuk kuamankan, aku mencoba
mengingat keras jalan menuju Pantai Ngunggah.
Tapi……..
Iya, kita kesasar lagi.
Pantesan dari tadi aku enggak lihat SD Pejaten.
Setelah bertanya kepada sekitar 3 warga, kita balik arah ke timur.
Agak lega setelah melihat SD Pejaten bercat hijau itu.
Ikuti corblok sebelah SD tersebut luruss terus tidak perlu belok-belok.
Karena
sepanjang gang desa tersebut, kita akan melihat banyak tikungan ke kiri dan
ke kanan.
Rasa penasaranku kepada Pantai Ngunggah memunculkan rasa
“ini kok lama bgt belum
nyampai-nyampai yaakkk”
Upss sepanjang perjalanan memang corblok…tetapi sehabis itu jalanan
berbatu…. Batu kapur putih yang ditata…
Ini dia ujung jalan kami, jalan yang sudah mentog laut.
Terdapat gubuk kecil, yang di sana terdapat beberapa kendaraan terparkir.
Mungkin milik beberapa pemancing. 2 sepeda motor dan 1 sepeda yang jok motornya ditutup kresek. hehe
Lihat di ujung bukit itu? terdapat beberapa Pancing yang ditinggal pemiliknya... wahh perjuangan si pemancing entahlah bisa menjangkau sampai ujung bukit.
Di Gubug ini, anginnya sepoi-sepoi... recomended untuk kalian yang sedang mencari inspirasi, atau mengobati kegalauan akut.
Oh iya, hampir kelewatan ini adalah dokumentasi kami ketika di mata telah terlihat batas laut dan langit...iya sebelum sampai gubug ujung jalan di atas.
Yaa....berkali-kali pengalaman telah mengajariku, jika pantai yang enggak mainstream dan bener-bener belum banyak terjangkau orang itu memang yaa perjuangannya menuju ke sananya memang diperlukan perjuangan yang luar biasa.
Dari Gubung ujung jalan itu, kita memarkir kendaraan di sana.
Dannnn ya Allah ya Robbii...kita harus berjalan menapaki jalan setapak semak-semak yang tidak diketahui dengan jelas petunjuk arahnya.
Ga tau ke depan bakal ketemu apa? ada hewan apa? huhuhuhu
Tepat jam 12 siang membuat perjalanan kita semakin ditemani kucuran keringat yang tak henti-hentinya terkucur semacam pengeluaran akhir bulan ini.
Sudah kelihatan bukan pantai dangkalnya?
Iya, kalau sudah kelihatan dari atas, tinggal putar otak dan langkahin kaki, bagaimana caranya kita bisa sampai di bawah tebing yang menjulang tinggi itu, karena aku yakin sih pantainya itu di sana. haha.
Lets go.... pelan-pelan tapi pasti, sambil nata ati juga kita harus segera melewati jalan setapak yang penuh semak-semak.
Sampai ke bawah, ternyata jalannya nurun...dan karakter tanahnya adalah tanah liat yang licin habis kena guyuran hujan semalem... dannn aku kepleset juga...untung sepupuku langsung narik tanganku, jadi enggak sampai ngglundung ke bawah :(
Ini kakinya sepupuku juga ikut jadi korban kayu di sepanjang perjalanan semak-semak ini
Tetep ati-ati yaaaa
Yaaahhh tracknya memang ga jauh beda ketika menuju Pantai Wohkudu. Tetapi ini lebih parahhhh :(
Di Hutan sekeliling, masih terdengar suaranya monyet liar...dan benar...masih terlihat bergelantungan di sekitar. "noto ati". karena sebenarnya agak takut. hiksss...
aaaaa nyampe Pantainya....
dari tengah
sisi barat
sisi timur
Karakter pantainya itu agak sempit iya...batasan karangnya cuma kecil tidak luas...
Pasirnya putih, berbatu.... iya berbatu.... yang membuat pantai ini beda. Hampir sama dengan pantai Jogan Gunungkidul.
Perasaan tiap mantai kok wajib punya pose kaya gini yaaaa
hahahaha syahrini bingitz pake zz...
Gulung-gulung cantik ahahaha
Ketika surut, karakternya hampir sama sama Pantai Sundak. Dangkal, rumput lautnya menghampar luasss...dan saking senengnya ketika menyusuri pantai pas surut, kakiku terkena Landak Laut...huuu perihnya minta ampun. Langsung deh pake sendal :o
Nah kan bener itu lho jernihnya kaya gimana? Rumput lautnya ijonya kaya apa? aaaaa bagus.
teruss di pasir putinya, banyakk banget kupu-kupu hijau.
Pernah baca sih, kupu-kupu hijau itu menandakan kalau tempat tersebut memang masih alami, belum tercemar.
kupu-kupunya perlu di closeup
Aku selalu suka pantai seperti ini, pantai yang masih sepi....belum banyak yang tahu dan mengunjungi... sesaat leluasa duduk atau bahkan tiduran di hamparan pasir putihnya.
Menyapa pong-pongan atau Bintang Laut
Jangan lupa untuk dilepas kembali ke laut yaaa
Ga ngebayangin ketika mau balik lagi naik ke atas tu kaya apa rasanya
Dan menanjak naik dengan jalan yang licin itu memerlukan kesiapan tenaga yang waww
Ditambah ngepas jam 1 siang pas terik-teriknya...
Ditambah perutnya juga pas kempes
Pingin deh rasanya ngunyah batu atau semak-semak...haha
Sebotol air mineralnya juga habis niii aaaaa
Enggak kapok ke sini....ayooo siapa yang mau tak giude in?
ahaha Pantainya deket kok yaa...Cuma sebelah timurnya Pantai Parangtritis....sebelah Timurnya Laut Bekah.
Aku selalu merindukanmu, pantai-pantai sepii tak berpenghuni
Yang masih sepenuhnya udaranya untukku
18 comments
Pantai Nglangkap udah mbak? ^_^
BalasHapusBelum mas... mana itu?
BalasHapusanter dong kesana mbak.. transport aku deh,, asik kayaknya buat camp. mau survey tempatnya
BalasHapusMasih tersembunyi banget mas... banyak monyetnya juga... iyaa asikk yoo
BalasHapusAnterin
HapusIyaa anter kesana dong. Soal akomodasi nanti aku
BalasHapusPantai Parangtritis naik ke timur luruss.... sampai menemukan SD Pejaten nanti pasti ketemu :)
BalasHapusSampe pertigaan panggang belum ?
BalasHapusAku biasanya lewat siluk soalnya
belum sampai pertigaan panggang.
BalasHapuslewat siluk juga bisa langsung naik trus arahkan menuju pantai parangtritis... sebelum pantai bekah itu letaknya
Okee.. jalan penderitaan gak kesana ? Hahaha
BalasHapuslewat... haha biasa kalau yg blm banyak yg mengakses biasanya pantainya agak susah dijangkau
BalasHapusOkee deh.. share lagi dong pantai yang masih deket deket situ. Yang bisa buat camp
BalasHapusAku ke sono dijegokin anjing mbak terus balik padahal tinggal 100 meter lagi jalan kaki.. Asune akeh.. haha
BalasHapusAhaha padahal tinggal 100 meter ya?
HapusDi sana memang mssih banyak anjing sama monyet mas,
Ati ati...tetep bawa teman.
Tapi kalau udah sampai pantainya apikk lho :D
Iya mbak.. Kemaren itu sendirian kayak orang ilang.. Soalnya niatnya emang g pengen mampir pantai yg aneh" kayak gitu.. Eh, pas baca plangnya jadi tertarik explore.. hahaha
HapusSilakan mampir di rumah saya mbak.. hehe MENGGAPAI ANGKASA
Pemandangan pantai ngunggah memang tak biasa. Keren dan penuh perjuangan..
BalasHapusaku juga minggu ini baru kesana mba, mampir juga ya ke andinugraha[dot]com
Makasih mas :)
HapusDitunggu ceritanya yaa
pantai yang sangat indah dan cantik..
BalasHapus